3 Kecerdasan Keuangan, No. 2 Paling dicari!


Disadur dari YT Tung Dasem Waringin

Kecerdasan keuangan itu ternyata lebih tabu dibanding kecerdasan seksual. 

Kecerdasan seksual kelas 3 ini diajarin. Kecerdasan keuangan sampai S3 juga tidak diajarkan. 

Nah, kecerdasan keuangan dimulai dengan kita tahu dua hal. Kita Tahu yang Namanya Pendapatan dan Pengeluaran. Sangat sederhana. Income dan spending. 

1. Pendapatan. 

Yang namanya pendapatan, itu ada tiga. Pertama Active Income, yang kedua Passive Income, yang ketiga Portfolio Income   

1. Active income ada tiga. Satu adalah kita sebagai karyawan, itu active income. Kemudian yang kedua, kita sebagai profesional, jadi dokter, jadi lawyer, gimana Anda, harus ada Anda, baru dapat income. Yang ketiga dari active income adalah sebagai pengusaha, tapi usahanya belum autopilot. Jadi terpaksa harus Anda, Anda merangkap direktur kebersihan, direktur pembelian, termasuk direktur penjualan, semua Anda rangkap. Bisnis tidak jalan tanpa Anda, itu berarti active income.


2. Passive Income, tidur pun dapat uang. Ruko yang disewakan, properti yang disewakan, tanah dibagi hasil, sarang walet, terus kemudian punya franchise. Franchise yang luar biasa yang jalan tanpa kita, punya multi level yang jalan tanpa kita, agen asuransi yang agen-agennya sudah jalan tanpa kita, dan tentu saja passive income ini sangat penting, tapi sayang sekali banyak orang tidak punya goal punya passive income. Akibatnya seumur hidup kerja-kerja-kerja tidak punya passive income, begitu dia tidak bekerja, hidupnya susah.

3. Portfolio Income. Apa itu? Secara sederhana portfolio income adalah capital gain. Sayangnya, hanya orang punya biasanya cuma rumahnya dia saja. Kalau rumahnya dia saja, yang terjadi, ya rumahnya meningkat. Dulu saya beli rumah misalnya 2,4 M, sekarang 25 M. Berarti ada 22,6 M, itu invisible income, tidur tambah kaya. Nah ini padahal harusnya lebih dari satu, jadi anda tambah kaya tanpa disadarin.


2. Pengeluaran, secara umum ada yang namanya produktif dan ada yang namanya konsumtif 

Kalau yang namanya produktif, itu tentu saja yang untuk investasi tadi, untuk passive income dan untuk yang produktif. Ada juga yang konsumtif. Ada juga yang kesannya konsumtif sebetulnya produktif.

MAHASIWA HARUS TAHU INI

Tiga pengeluaran yang kesannya konsumtif tapi produktif. 

1. Pengeluaran untuk belajar. INVESTASI LEHER KEATAS. Yang kedua, pengeluaran untuk bergaul dengan orang-orang kaya untuk belajar, bukan dunia jeleknya, anda pelajarin dunia positifnya. Yang ketiga, pengeluaran untuk amal, kelihatannya konsumtif tapi sebetulnya membawa berkat luar biasa untuk kita.

Nah pengeluaran ini juga, ini namanya ada tiga jenis nih. Kalau yang di luar dua tadi. Sekarang pengeluaran ada tiga.

1. Satu yang namanya langsung habis. Apa itu yang termasuk langsung habis? Saya ngajar anak-anak umur 12 sampai 21 tahun. Sekian ratus anak datang, saya tanya, “Kalau kamu tak kasih duit 50 juta, beli apa?” Ada yang nulis, “Sepatu 24 juta.” Saya bilang, “Sepatu apa 24 juta?” Dia nyebutkan merk tertentu, “Pak Tong, ketinggalan. Keren, Pak Tong ketinggalan. Keren Pak Tong.” Itu pengeluaran langsung hilang.

Tiga tahun kemudian dijual, sepatunya laku nggak? Langsung habis. Anda makan, anda beli baju, beli apa itu langsung, ini langsung hilang. Pengeluaran langsung hilang. Jadi konsumtif langsung hilang.

2. Yang kedua, passive spending. Apa itu passive spending? Anda langganan macem-macem gitu ya, yang tidak Anda pakai, termasuk karyawan tidak produktif. Kemudian anda beli mobil yang sebetulnya tidak harus setiap bulan harus keluar, bensin keluar. Ini semuanya passive spending. Tidur pun tetap harus Anda keluar. Ini berat, saya sangat menghindari ini.

3. Kemudian yang ketiga, itu adalah Invisible Spending. Tidur pun Anda dirampok tanpa anda tahu. Contohnya harga mobil, saya dulu beli mobil 2009 Mercedes kelas, 1.850.000.000 Rupiah. Begitu tahun lalu saya jual, 350 Juta Rupiah, hilang 1,5 M. Untungnya saya belinya pakai passive income, jadi aman.

Jadi gini, pelajarannya adalah begini, selama anda belum punya income, saya bilang seperti anak-anak kecil tadi, negara ini bangkrut, rakyat-rakyatnya miskin. Kenapa? Karena belum punya income sudah pintar boros-boros. Yang kedua, banyak orang miskin tetap miskin karena baru active income sudah kebanyakan gaya.

Menurut hukum fisika, hukum alam ciptaan Tuhan, gaya sebanding lurus dengan tekanan. Kalau hidup anda kebanyakan tekanan berarti kebanyakan gaya. Jadi, begini, boleh gak kita nge-gaya? Boleh. Ketika Passive Income Anda jauh lebih besar dibanding gaya hidup anda, maka anda hidupnya tanpa tekanan.

Semoga mulai hari ini kecerdasan keuangan juga diajarkan di sekolah.

Salam Dasyat.

Komentar