Pojok Push-up Comedy : Pendidikan dan Kurikulum Merdeka

*Febby Cahya Triandra
Siapa yang sudah dengar tentang Kurikulum Merdeka? Aku pikir Kurikulum Merdeka itu keren banget. Katanya, murid bisa belajar sesuai minat mereka. Akhirnya, anak-anak kita bisa berhenti belajar tentang sesuatu yang mereka nggak peduli. Misalnya, seperti matematika!

Baca juga : http://febbytriandrawold.blogspot.com/2024/07/pojok-stand-up-comedy-bsnp-vs-bnsp.html

Nah, aku ingat waktu sekolah dulu. Guru matematika selalu bilang, "Kalian harus tahu ini, karena ini penting untuk masa depan kalian." Dan aku selalu berpikir, "Penting buat siapa? Kecuali aku jadi kalkulator manusia, aku rasa tidak!"

Dengan Kurikulum Merdeka, anak-anak bisa memilih pelajaran yang mereka suka. Bayangkan, anak-anak bisa bilang, "Pak, saya mau belajar TikTok." Guru mungkin bingung, "TikTok? Apa itu masuk ke pelajaran seni atau teknologi?"

Lalu, ada lagi cerita tentang guru-guru yang harus menyesuaikan diri. Bayangkan, guru yang biasa ngajar cara menghitung luas bangun datar, sekarang harus ngajar cara jadi influencer. "Oke, anak-anak, hari ini kita belajar cara mengambil angle yang pas untuk selfie."

Bahkan orang tua pun harus menyesuaikan diri. Dulu, kalau anak pulang sekolah, orang tua tanya, "Tadi belajar apa di sekolah?" Sekarang, anak-anak jawab, "Tadi belajar bikin konten viral, Bu!" Orang tua cuma bisa bilang, "Bagus, yang penting kamu bahagia."

Tapi serius, Kurikulum Merdeka itu memberikan kebebasan. Anak-anak bisa mengejar passion mereka sejak dini. Siapa tahu, masa depan kita akan dipenuhi oleh anak-anak yang benar-benar ahli dalam hal yang mereka cintai. Bayangkan, dokter yang jadi dokter karena cinta ilmu medis, bukan karena terpaksa!

Tapi tetap, selalu ada tantangan. Seperti mencari tahu, gimana cara bikin ujian nasional dari materi TikTok? "Oke, soal nomor satu: Berapa detik maksimal untuk video TikTok? A. 15 detik, B. 60 detik, C. Tergantung mood!"

Baca juga : http://febbytriandrawold.blogspot.com/2024/07/pojok-stand-up-comedy-captain-america.html

Jadi, mari kita dukung Kurikulum Merdeka ini dengan semangat yang merdeka juga. Karena pendidikan itu penting, tapi kebahagiaan dalam belajar itu jauh lebih penting. Terima kasih, semuanya!


Komentar

Postingan Populer